Distributor, Yakin Terjun ke Marketplace? Jangan Sampai Kegagalan Ini Terjadi!

Di era industri 4.0. kemudahan untuk berbisnis sangat dapat dirasakan. Pelanggan mulai beralih untuk membeli produk dari marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lainnya karena dirasa lebih murah dan banyak pilihan.

Dikutip dari Kompas, marketplace berbeda dengan toko online. Toko online merujuk pada toko tunggal (bukan berkumpulnya penjual dalam satu platform), yang menjual produknya sendiri secara online.

Jika Anda adalah pemain B2C (Business to Consumer) bermain di ranah marketplace mungkin dapat memberikan Anda peluang untuk meningkatkan penjualan.

Tetapi apa yang harus Anda lakukan jika bisnis Anda berbasis B2B (Business to Business)?

Dari Rachman Igen, LinkedIn, Untuk Anda yang baru akan memulai bisnis online baik sudah pernah berjualan secara offline ataupun belum, perbandingan berikut dapat dicocokkan dengan kebutuhan Anda.

Biasanya jika menggunakan website toko online, Anda membutuhkan waktu sekurangnya 4 bulan untuk mulai mendapatkan pelanggan secara online. Ini ada kaitannya dengan popularitas website di hasil pencarian.

Demikian di marketplace, jika produk Anda harganya kurang menarik atau berada di atas rata-rata harga pedagang lainnya, ini akan membutuhkan keberuntungan untuk mendapatkan penjualan karena ketatnya persaingan pasar.

Para pelaku UKM ataupun distributor yang berbasis B2B mungkin mulai melirik potensi pasar dari marketplace yang kian marak digemari konsumen akhir.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa konsiderasi yang harus Anda pertimbangkan ketika ingin mencoba peruntungan di marketplace:

1. Menjual produk yang termurah di Marketplace (Cost Leadership)

Transparansi dalam marketplace memungkinkan konsumen untuk dapat membandingkan harga dengan mudah, bahkan dalam sekali filter & sort. Jika produk yang Anda jual bersifat homogen (sama dengan yang lain), menjadi penjual produk termurah akan memastikan konsumen akan membeli kepada Anda.

Konsumen di marketplace sering kali memiliki bargaining power yang tinggi. Dengan demikian, Anda akan kalah saing jika tidak menjual barang yang sama lebih murah dari seller lain. Ini berlaku jika Anda menjual pada konsumen yang lebih mementingkan harga dibandingkan fungsi.

Konsumen dalam marketplace hanya akan mementingkan harga final produk yang dibeli.

Anda juga harus memperhatikan apakah produk yang Anda jual bisa disubstitusi secara sempurna. Misalnya, Anda menjual lem tikus merek A dengan harga 5000, tetapi seller lain menjual lem tikus merek B dengan harga 1200. Kemungkinan besar, konsumen akan lebih memilih untuk membeli dari seller lain dibandingkan dengan Anda.

Konsumen dalam marketplace hanya akan mementingkan harga final produk yang dibeli.

2. Menawarkan produk yang unik dan pasar selektif (Differentiation & Niche Market)

Lain ceritanya jika Anda merupakan distributor produk yang unik dan menargetkan segmen pasar tertentu saja.

Misalnya, Anda distributor baut traktor. Anda mungkin bisa menggunakan marketplace untuk memudahkan konsumen Anda untuk memesan produk Anda dan meningkatkan brand awareness, bukan semata-mata untuk meningkatkan penjualan.

Jika hal tersebut menjadi fokus Anda, tidak disarankan untuk menjual di marketplace terlebih dahulu. Karena produk Anda bisa dengan mudah di-copy oleh seller lain dan konsumen Anda bisa dengan gampang beralih.

Jika Anda mengunggulkan diferensiasi dan pasar selektif untuk menjalankan bisnis Anda, ingat bahwa konsumen membeli dari Anda dengan ekspektasi melebihi sebatas fungsi.

Konsumen akan membeli karena produk Anda menyelesaikan masalah, estetik atau indah, dan/atau karena hubungan baik yang dibina dengan konsumen.

Apabila bisnis Anda menyasar pada strategi yang bergantung pada loyalitas konsumen, maka bisa dikatakan bahwa marketplace bukanlah tempat terbaik untuk Anda coba sekarang.

3. Tidak berfokus kepada branding bisnis (Product vs Brand Focus)

Bermain di ranah marketplace, berarti konsumen akan fokus untuk mencari produk sebagai prioritas utama – bukan nama toko Anda, seberapa lama Anda berjualan, letak toko Anda.

Konsumen akan fokus untuk menemukan barang yang tepat dan dengan harga yang murah. Ditambah lagi, reputasi toko Anda mungkin tidak bisa dibandingkan dengan bintang 5 penjual lain yang sudah lebih dulu berjualan di marketplace tersebut.

Berbeda dengan offline, Anda bisa merajai pasar karena tidak ada orang yang mendistribusikan barang yang sama dengan Anda dengan jarak 3 km. Maka, Anda akan menjadi distributor yang paling terkenal di kota/daerah tersebut.

Sebagai penggiat bisnis, Anda tau bahwa reputasi toko-lah yang telah membuat Anda semakin berkembang.

Jika Anda terjun di marketplace tetapi tidak memilik social proof (rating atau metrik penjualan) yang memadai, tidak ada gunanya reputasi yang telah Anda bangun tersebut, kecuali yang membeli dari Anda adalah pelanggan tetap Anda.

Sekarang, Anda bisa memilki pertimbangan yang lebih matang sebelum terjun ke dalam marketplace. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis sekarang harus beralih ke online untuk dapat bertahan di era digital. Tetapi apakah marketplace adalah opsi terbaik untuk UKM Anda? Ada solusi yang lebih baik untuk Anda coba!

Solusi yang lebih baik dari marketplace: B2B Sales Solution

Bisnis distribusi Anda lebih membutuhkan: Katalog Digital.

Membawa katalog pada setiap konferensi atau pameran dagang bisa melelahkan, bahkan bagi tenaga penjualan paling berpengalaman sekalipun (Zoho).

Berbeda dengan marketplace, Anda bisa lebih aman dalam menawarkan produk Anda tanpa melihat harga pesaing Anda – karena sifatnya berupa katalog yang hanya dapat diakses jika Anda mengizinkan. Keuntungan lainnya berupa:

1. Harga Dinamis (Dynamic Pricing)

Anda bisa memberikan harga yang berbeda-beda untuk setiap konsumen, hal ini dapat meningkatkan loyalitas konsumen Anda tanpa ribet.

Bagian penjualan tidak lagi perlu menghafal harga barang, diskon khusus, ataupun promosi terkini. Hemat waktu Anda untuk berbicara dan menginformasikan perubahan harga sewaktu-waktu.

Semua tersedia dalam katalog yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun langsung oleh pelanggan Anda.

2. Target Pasar yang Tepat Sasaran

Orang-orang yang membeli atau berkunjung ke dalam marketplace belum tentu bertujuan untuk membeli dari Anda.

Jika target pasar Anda cukup spesifik, Anda bisa menghemat tenaga dengan menggunakan fitur Katalog Digital LINKZ untuk membagi katalog Anda dengan pelanggan potensial Anda.

3. Kolaborasi Digital B2B

Fitur Katalog Digital LINKZ dapat memampukan toko-toko distribusi Anda untuk membeli, menjual, mengecek stok dan berkomunikasi melalui aplikasi tersebut. Kolaborasi digital juga dapat terjadi karena konsumen Anda bisa langung melihat invoice, detail pembayaran, dan bahkan pengiriman hanya dalam satu aplikasi.

Katalog online dapat memampukan pelanggan Anda untuk mengorder dengan lebih mudah Anda juga tidak perlu untuk mengirim invoice satu per satu, karena invoice digital akan langsung tersedia di aplikasi pelanggan Anda. Begitu juga untuk delivery order, detail penagihan, bahkan surat jalan.

Ketahui fitur-fitur pada aplikasi LINKZ lebih lanjut:

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu perkembangan bisnis Anda dan meningkatkan penjualan Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version