Pedoman normal baru (new normal) adalah praktik wacana relaksasi dari PSBB. Kegiatan ekonomi, terutama perkantoran, industri dan supermarket telah beroperasi sejak PSBB sudah ada. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto merilis nomor kebijakan HK.01.07 / MENKES / 328/2020 pada tanggal 20 Mei tentang Panduan Pencegahan dan Kontrol COVID-19 untuk Kantor Dukungan
Region id-ID
Dengan adanya kebijakan berupa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, sistem distribusi barang menjadi terganggu. Maka itu, strategi retail perlu disusun agar bisnis tetap dapat berjalan. Industri ritel kian terimpit dampak pandemi corona (Covid-19). Upaya peralihan pemasaran ke daring tidak cukup optimal menahan anjloknya penjualan. Perlu inovasi kuat
Ditengah daya beli masyarakat yang semakin berkurang setelah lebaran dan pandemik yang tengah berlangsung, pengusaha harus bisa beradaptasi dengan kondisi bisnis yang akan menjadi new normal. Karena itu, pengusaha harus dapat menyusun rencana yang terstruktur dengan baik selama pandemi ini dan setelah krisis mereda akan dapat bergerak lebih cepat ke
Disrupsi pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup, ekonomi, bisnis, serta sistem dan tatanan kemasyarakatan maupun pemerintahan. Pemerintah dan masyarakat harus cepat beradaptasi dalam menghadapi perubahan dari dampak Covid-19, salah satunya caranya dengan transformasi digital. Baca Juga: Yang Harus Diketahui Pembisnis tentang Efek PSBB di Jakarta! Meskipun transformasi digital sudah berjalan,
Salah satu pendorong bisnis untuk menghasilkan profit yang lebih optimal yaitu dengan mempunyai pengelolaan inventaris yang baik. Oleh karenanya, tugas mengelola inventaris ini tidak boleh ditinggalkan seberapa lelahnya pun Anda mengurus hal lain dalam bisnis. Cek aplikasi stok barang rekomendasi kami disini. LINKZ menemukan banyak sekali bisnis yang sudah
Berbeda dengan kasus dead stock, kehabisan stok barang adalah kondisi yang pasti selalu ingin dihindari oleh para pelaku bisnis manapun apalagi saat menghadapi pandemi saat ini. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya roda perusahaan bisnis adalah pengaturan ketersediaan barang. Jika dilakukan pengaturan ketersediaan barang, keuangan dan berbagai komponen lain
Situasi pandemik yang disebabkan oleh virus COVID-19 saat ini menjadi penghambat bagi majunya suatu negara karena wabah dari virus berbahaya ini menyebabkan beberapa sektor hampir mengalami kelumpuhan yang ujung-ujungnya mempengaruhi perekonomian negara. Hal ini menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara global terutama dalam sektor perdagangan dan bisnis. Berdasarkan Lembaga Analisis Keuangan
Wabah COVID-19 yang kini berstatus pandemik memang melahirkan tantangan besar bagi semua sektor bisnis. Banyak bisnis yang sudah mulai menghentikan operasional demi alasan keamanan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diberlakukan mulai Jumat (10/04). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/239/2020 tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah
Dengan maraknya pandemik virus corona yang melanda bisnis saat ini, para pelaku usaha mulai melirik solusi-solusi digital yang memungkinkan otomasi bisnis agar mereka mampu melawan dampak corona dan dapat bangkit dari keadaan kritis. Transformasi digital memungkinkan usaha untuk tetap berjalan – meskipun operasi tidak berjalan seperti biasa. Dampak digitalisasi bagi